"Lin ayo bangun! kamu gak sekolah?" teriak mamanya, namun Lina hanya menggeliat gak karuan di kasurnya. berat rasanya untuk meninggalkan bantal dan guling.
"hemm.." Lina menggeliat, menguap, menggeliat, dan menguap.
hari ini semua aktivitas kembali berjalan. Lina sadar apapun yang terjadi, semuanya harus dia terima dan harus dia lalui. karena dia tau, tidak mungkin waktu dihentikan dan mengubah segala sesuatunya yang telah terjadi.
drrttt...drrrt...
"siapa sih pagi-pagi gini sms? mana lagi hp gue?! gubraaak!!" Lina meraba-raba kasurnya namun HP nya sudah lebih sukses turun ke bawah kolong tempat tidur.
"aaaahh! HP gue udah butut makin butut aja deh kan!" Lina menggerutu sambil bermalas-malasan meraih HPnya.
Lin bawa baju olahraga gak? pesan dari Fira dan menurutnya ini sama sekali tidak penting.
gak usah gue bales deh! kalau nanti dia marah-marah bilang aja gak ada pulsa hahahaha..
lina memutuskan untuk segera mandi karena lebih lama 1 menit saja dia akan terjebak macet dan terancam putus harapan untuk melanjutkan tidur di sekolah.
sekolah ada satu-satunya tempat bagi Lina untuk mencari serpihan-serpihan kebahagiaan dalam hidupnya. setelah semua yang telah terjadi padanya, dia tidak putus asa. berbeda dengan Arya.
"Ya, kamu masih pacaran sama Lina?" tanya mama Arya saat merapikan tempat tidur anak sulungnya itu. pakaian dan buku-buku bersatu membentuk gado-gado.
"engga ma, udah putus dari kapan tau. kenapa ma?" tanya Arya. di pagi hari yang indah ini, hatinya sedang tidak mood untuk membahas hubungannya dengan Lina.
"engga apa-apa mama cuma nanya aja kok. oh yah, ajak adik-adik kamu sarapan gih. katanya mereka mau sarapan sama kamu. tumben yah.." kata mama Arya sambil melipat pakaian-pakaian kotor Arya.
"oh bentar lagi deh ma, Arya masih pengen tidur." Arya memang selalu pulang malam setiap harinya namun orang tuanya tidak pernah melarang asal alasannya memang jelas. namun Arya sering menyalahgunakan kepercayaan orangtuanya itu.
"Abang makan yuk bang, iel udah laper banget nih.." kata kiel adik Arya yang paling kecil. dia baru saja memulai jenjang pendidikannya di bangku TKL kecil.
":aaaah iel, abang masih ngantuk nih.. kamu makan sama mama aja dulu.."
"yauda iel bilangin mama nih semalem abang pulang sama cewek.." ancam lelaki 6 tahun itu..
"hah? iel apa-apaan sih?? itu temen abang tauk!" ujar Arya langsung bangun dari tidurnya. dia tidak menyangka adik kecilnya itu melihatnya membawa pulang temannya untuk numpang ke toilet..
bersambung..
"Ya, kamu masih pacaran sama Lina?" tanya mama Arya saat merapikan tempat tidur anak sulungnya itu. pakaian dan buku-buku bersatu membentuk gado-gado.
"engga ma, udah putus dari kapan tau. kenapa ma?" tanya Arya. di pagi hari yang indah ini, hatinya sedang tidak mood untuk membahas hubungannya dengan Lina.
"engga apa-apa mama cuma nanya aja kok. oh yah, ajak adik-adik kamu sarapan gih. katanya mereka mau sarapan sama kamu. tumben yah.." kata mama Arya sambil melipat pakaian-pakaian kotor Arya.
"oh bentar lagi deh ma, Arya masih pengen tidur." Arya memang selalu pulang malam setiap harinya namun orang tuanya tidak pernah melarang asal alasannya memang jelas. namun Arya sering menyalahgunakan kepercayaan orangtuanya itu.
"Abang makan yuk bang, iel udah laper banget nih.." kata kiel adik Arya yang paling kecil. dia baru saja memulai jenjang pendidikannya di bangku TKL kecil.
":aaaah iel, abang masih ngantuk nih.. kamu makan sama mama aja dulu.."
"yauda iel bilangin mama nih semalem abang pulang sama cewek.." ancam lelaki 6 tahun itu..
"hah? iel apa-apaan sih?? itu temen abang tauk!" ujar Arya langsung bangun dari tidurnya. dia tidak menyangka adik kecilnya itu melihatnya membawa pulang temannya untuk numpang ke toilet..
bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar